Wisatawan  Di Pesarean gunung kawi – Hamid “Ceritoku”

Wisatawan  Di Pesarean gunung kawi

Foto by Cherry/HMJF

Pesarean gunung kawi yang terletak di desaWonosari kabupaten Malang makin ramai di kunjungi setiap harinya. Wisatawan datang ketempat ini untuk berziarah kemakam Eyang Djugodan R. M. Iman Soedjono. Selain untuk berdoa dan berziarah, pengunjung juga melakukan selamatan dan ritual keagamaan(13/10)

Jumlah kunjungan wisatawan akanmeningkat hanya pada hari besarseperti di bulan suro, hari rayakeagamaan, dan tahun baru. Itupunmasih didominasi oleh wisatawan lokal. Tidakhanyakwisatalokalsajaadapunwisatawanmancanegaradansebagianbesardari china “setiap orang yang datangkesinimemilikitujuan yang berbeda-bedatidakhanyaberwisatapengunjungjugamelakukan ritual, beziarahdanadajugamelakukanramalan,” ungkapSuparman (53)selakuPetugasInformasi.

petugas staff bagiankeuanganHarianto(42)menjelaskan, wisatawanbisamengikutisykurandenganmembayar di loketpendaftaran syukuran. Di loket ini kita bisa mendaftarkan jadwal syukuran yang akan dilakukan. Syukuran bisa diakukan seminggu setelah pendaftaran. Ada pembagian tiga waktu syukuran: pukul 10.00, 15.00, dan 21.00 WIB.

Selain itu ada juga bangunan ciam si, yang berarti ramal nasib. Hampir semua pengunjung, dari muda-mudi sampai kakek nenek, pengusaha atau rakyat biasa, akan meramalkan nasib mereka di sini. Tentu sesuai dengan keinginan mereka. Dari soal jodoh sampai rezeki.Berseblahandenganciamsiterdapat  yangterdapatlilinbesartempatberibadahkaum budha.

Tidakjauhdariklenteng Dewi Quan Imtedapatgapurabesar,  gapura tinggi yang menjadi pintu masuk utama pesarean atau makam. Dari gapura tersebut wisatwan akan melihattempatpemakamanEyangDjugodan R. M. ImanSoedjono.Untuk masuk ke area makam harus melepas alas kaki dan bersikap seperti hendak menghadap raja. Di sana seorang juru kunci akan membantu menghantarkan persembahan yang di bawa, baik bunga tabur atau tumpeng syukuran. Inilah puncak ritual yang dapat dilakukan ketika mengunjungi Pesarean Gunung Kawi,ujar angel (33) sebagaiwisatawan.

Usaiberziarahwisatawanmasihduduk-dudukdibawahpohon dewandaru, atau yang disebut pohon kesabaran. Pohon yang terletak di depan makam ini ditanam oleh Eyang Jugo dan Eyang Sujo sebagai perlambang daerah itu aman dari marabahaya. Kabarnya, dahan, buah, atau daun yang jatuh merupakan perlambang rezeki. Kalau sedang duduk-duduk lalu kita kejatuhan daun, pertanda kita akan memperoleh rezeki.

Menurutsugiranto (72) bahwasetiap orang yang datangkesinimengikutiacara ritual islamdantionghoa yang dilakukanoleh para jurukuncimakam. Salah satunya gebyar Ritual 1 Suro sebuah perayaan ritual yang dimulai semenjak tahun 2000. Pada acara ini, tumpeng-tumpeng dikirab dari gapura paling bawah (stanplat) hingga pesarean. Tumpeng-tumpeng diletakkan pada jolen atau wadah tumpeng yang dihias berbagai bentuk serta diiringi lagu dan nyanyian bernuansa tradisional Jawa, Islam, China, dan musikmodern. Perayaan ditutup dengan pembakaran sangkala yang melambangkan keburukan manusia.

Peluasan pemasaran destirasi wisata indonesiapun diharapkanterus di lakukan oleh pemerintah untuk menarik minat kedatangan wisatawan mancanegara.(Hamid/HMJF)

About the Author: hmjfunikama

HMJF merupakan salah satu UKM yang ada di Universitas Kanjuruhan Malang. Berdiri sejak 10 Juni 1989. HMJF berkecimpung dibidang Fotografi dan Jurnalistik. Sebuah tempat untuk membentuk karkater, kepribadian dan pengembangan bakat, minat, serta kreativitas.

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *