BUAH TANGAN DARI GUNUNG KAWI

BUAH TANGAN DARI GUNUNG KAWI

BUAH TANGAN DARI GUNUNG KAWI

Doc : HMJF

Wonosari (17/10) – Terkenal dengan objek wisatanya yaitu Gunung Kawi. Di area Gunung Kawi terdapat banyak pedagang, diantaranya adalah pedagang ubi, pedagang pisang , pedagang kuliner dan masih banyak lainnya. Barang-barang yang dijual biasanya akan menjadi oleh-oleh atau buah tangan bagi para pengunjung di wisata Gunung Kawi. Menurut Liah(64) seorang pedagang ubi menjelaskan telah lama berjualan ubi.

Untuk hari-hari biasa Liah mendapatkan penghasilan sepuluh sampai duapuluh ikat dengan harga satu ikatnya adalah 7500 rupiah. Jika hari libur , hari minggu, ataupun saat upacara yang biasa disebut Suro, jualan ubi sendiri bisa habis terjual sampai dengan 100 ikat.

Jenis ubi ada bermacam-macam diantaranya yang dijual adalah ubi ungu dan ubi kuning. Ubi ungu memiliki kulit berwarna ungu kehitaman sedangkan ubi kuning memiliki kulit berwarna merah. “Kedua ubi ini sama-sama manis, hanya saja ubi ungu yang paling banyak diminati karena lebih manis daripada ubi kuning”, tutur Liah sembari menawarkan ubi yang dijualnya.

Tidak hanya itu, Vida(19) seorang karyawan toko souvenir juga mengatakan para pengunjung dan pembeli juga berminat membeli souvenir sebagai oleh-oleh, seperti blangkon dan tas batok. Harganyapun bervariasi. Untuk harga blangkon berkisar 25 ribu rupiah sampai 300 ribu rupiah, sedangkan untuk tas batok berkisar antara 50 ribu rupiah sampai 165 ribu rupiah perbuah , tergantung ukuran dan motifnya.

Blankon dan tas batok juga memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi , blankon mulai ukuran kepala pria kecil sampai dengan pria dewasa dengan motif yang berbeda-beda , tas batok juga demikian dari ukuran kecil ,ukuran sedang , hingga ukuran besar . “Kedua souvenir sangat diminati pembeli maupun pengunjung karena bentuk dan motifnya yang unik “ucap Vida (19).

Daerah ini juga terkenal dengan pemakaman atau warga sekitar biasa menyebut Pesarean.Pengunjung berdatangan dari segala penjuru , salah satu pengunjung Winarto (62) menegaskan bahwa pesarean terkenal selain sebagai objek wisata juga sebagai tempat berziarah. (Varanoe_HMJF)

About the Author: hmjfunikama

HMJF merupakan salah satu UKM yang ada di Universitas Kanjuruhan Malang. Berdiri sejak 10 Juni 1989. HMJF berkecimpung dibidang Fotografi dan Jurnalistik. Sebuah tempat untuk membentuk karkater, kepribadian dan pengembangan bakat, minat, serta kreativitas.

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *