BUKAN HANYA SEKEDAR NONGKRONG
Nongkrong merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi kita, sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dimana kita menginjakkan kaki disitu pasti ada orang lagi nongkrong. Tidak sedikit dilakukan para remaja hususnya mahasiswa, banyak tempat nongkrong yang penuh makna, salah satunya adalah kantin. kantin merupakan salah satu tempat nongkrong mahasiswa yang paling asik karena disamping nongkrong kita juga bisa sambil ngopi, makan, nyemil dan lain sebagainya.
Selain itu nongkrong merupakan elemen keinginan dan kebutuhan hidup manusia. Hidup dalam interaksi sosial yang tidak kalah penting dengan bangku perkuliahan, memang nongkrong itu, sering terlihat berkulit busuk. “Nongkrong” banyak dipandang buruk rupa, karena dikatagorikan yang negatif, sia-sia, dan “melanggar”. Sebut saja, mabuk-mabukan, gerayang-gerayangan, atau sekadar ngobrol tak ada tujuan yang pasti. Namun sepositif dan senegatif apapun itu, artinya tetap akan kembali kepada sikap individu, budaya, kebiasaan, dan pembiasaan bagaimana kejadian nongkrong itu dilakukan, selain itu juga akan membentuk karakter setiap individu seseorang dalam nongkrong.
Bila nongkrongnya berbau karya, mungkin kita akan terbiasa dan mahir dalam berkarya. Bila tongkrongan itu membahas tentang organisasi, dalam kritik dan solusi untuk permasalahan, maka kita akan faham sebuah organisasi.
Hal tersebut diatas yang biasa dilakukan dalam sebuah organisasi, khususnya HMJF. Nongkrong merupakan kebiasaan dan membudaya dilingkungan HMJF, Tapi jangan berfikir bahwa nongkrong hanya menghambur-hamburkan uang dan menghabiskan waktu saja. Banyak manfaat yang kita dapat, diantaranya; saling mengenal karakter anggota satu sama lain, diskusi tentang karya khususnya dibidang jurnalistik dan fotografi, namun perlu ditegaskan bahwa itu belum tentu semua terjadi, karena semua itu tergantung kapan, kenapa, bagaimana, apa, dengan siapa, dan dimana kita larut dalam nongkrong seperti yang saya katakana sebelumnya.
Nongkrong adalah pilihan. Sama halnya ikut organisasi HMJF apakah kita lebih mendalami Fotografi, Jurnalistik, atau keorganisasian ataupun semuanya, semua itu kembali kepada individu, mana yang baik dan yang bermanfaat menurutnya.(Khudori HMJF)