AWAL MULA TANAH GARAM
Madura merupakan salah satu pulau yang secara teritorial masuk dalam provinsi Jawa Timur. Pulau yang berhawa panas ini menyimpan banyak kekayaan alam, salah satunya yang paling dikenal masyarakat Indonesia adalah garam. Hal ini sangat beralasan karena produksi garam terbesar negara ini ada di Madura.
Secara umum sudah banyak yang tau bahwa madura adalah penghasil garam. Dilansir dari Bappoedajatimprof.go.id pada tanggal 19 januari 2015, kebutuhan garam nasional yang besar saat ini hampir 70% diantaranya dicukupi dari Madura. Namun, pengetahuan masyarakat mengenai asal mula Madura sebagai penghasil garam terbesar masih perlu dipertanyakan. “Saya kurang faham mengenai sejarah disini sebagai pulau penghasil garam,” tutur Taufik Hidayatullah (63) selaku petani garam Madura. Hal ini terdengar miris, ketika penghasilan garam dapat dikatakan melimpah sejarah awal adanya tambak garam di Madurapun mulai tersisihkan. Sampai saat tim hunting besar HMJF melakukan kegiatan peliputan di Madura, hanya beberapa orang yang mengetahui.
Mochamad Aksan (42) selaku lurah desa Pengarengan menjabarkan asal mula garam di Madura kepada tim HMJF. Pada awal mulanya garam ditemukan secara tidak sengaja oleh nelayan di Pengarengan, Sampang, Madura. Seperti biasanya selesai berlayar mereka pulang menyusuri pantai. Keesokan harinya nelayan ini menyusuri jalan yang sama untuk pergi berlayar. Ada yang berbeda dari jalan yang biasa mereka lalui. Kristalan putih di salah satu jejak yang tertinggal menyita perhatian mereka. Kristal putih ini ternyata adalah garam. Peristiwa ini adalah awal mula ditemukannya garam di daerah ini. Berlalunya waktu, nelayan di daerah sekitar mulai mengembangkan cara bertambak garam. Berlayar mulai ditinggalkan oleh masyarakat sekitar mengingat pendapatan dari hasil tambak garam sangat menjanjikan.
Kesejahteraan masyarakat Madura, utamanya petani garam sangat tinggi. Terbukti dari kendaraan yang mereka pakai. Apabila pada umumnya masyarakat berjalan kaki bila ingin berpergian tapi lain halnya dengan masyarakat Madura, mereka sudah menunggangi kuda untuk mengantar sampai tujuan. Kejayaan ini tidak berlangsung lama, penjajah mulai masuk ke daerah Nusantara begitu pula yang terjadi di Madura. Penjajah Belanda mengambil seluruh lahan garam milik warga. Tidak hanya sampai disitu pada tahun 1936 pemerintahan belanda mendirikan Perum Garam. Petani garam mulai gusar, mereka sudah tidak memiliki mata pencaharian lagi. Kehidupan petani garam sangat sengsara pada saat itu. Kabar gembira datang ketika kemerdekaan berkumandang di seantero Negeri. Penjajah Belanda meninggalkan tanah Madura. Petani garam mulai mencoba usaha mereka kembali akan tetapi hasilnya tidak sama dengan masa kejayaan garam.
Menurut sumber dari kektapesarimadu.com pada 27 Agustus 2015, menurut Mahfud Effendi dan Yoyok R. Effendi dalam buku Profil Garam Madura (2009). Garam diperkenalakan oleh seorang tokoh legendaris bernama Pangeran Anggasuta pada awal abad XVI. Konon tokoh ini muncul ketika ada perang antara kerajaan Klungkung Bali dengan Raja Sumenep. Ketika tentara Bali dalam posisi terdesak, muncullah Anggasuta yang menjadi penengah dan sekaligus menjadi penjamin. Beliau meminta kepada Raja Sumenep, agar pasukan Bali tidak dihancurkan. Permohonan tersebut dikabulkan oleh Raja Sumenep.Demikianlah, selanjutnya setelah Anggasuta menetap di Girpapas Sumenep, beliau mengajarkan kepada masyarakat cara membuat garam dari air laut, dengan sistem penguapan (solar evaporation).
Banyak versi menyebutkan mengenai sejarah garam di Madura. Tetapi yang perlu diperhatikan disini adalah mengenai garam itu sendiri. Tentunya sebagai pemasok garam terbesar senasional diharapkan mampu mensejahterakan tanah air serta kehidupan petani dan buruh di tanah garam tersebut. (SIWI/HMJF)