PEMBAYARAN DIANGGAP RUMIT, UNIKAMA TERAPKAN SISTEM PEMBAYARAN PAKETAN

Sistem pembayaran paketan akan dilakukan oleh Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) mulai tahun ajaran baru periode 2014/2015. Hal tersebut dianggap lebih efektif karena mempermudah mahasiswa dalam pembayaran dan agar mahasiswa tetap fokus pada pemrograman mata kuliah.

Sistem pembayaran paketan merupakan pembayaran satu paket biaya pendidikan dalam satu kurikulum, yaitu total biaya pendidikan selama delapan semester dibagi rata dan dibayar dalam tiap semester dengan biaya yang sama. Salah satu tujuan diadakannya sistem ini yaitu agar mahasiswa baru tidak teralu terbebani pada pembayaran awal semester. Pada sistem yang lama, mahasiswa harus membayar biaya pendidikan tiap awal semester dengan biaya DPP sebanyak 40%. Hal tersebut dianggap memberatkan mahasiswa.

Selain kesamaan pembayaran SPP dan biaya kesehatan yang harus dibayar pada kedua sistem ini, sistem pembayaran lama menekankan pada penghitungan pembayaran DPP dengan prosentase yang berbeda dan jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang diambil. Namun untuk pengitungan sistem pembayaran paketan yaitu akumulasi DPP dan jumlah SKS yang harus diambil selama delapan semester, kemudian dibagi rata. Secara keseluruhan tidak ada perbedaan antara kedua sistem pembayaran tersebut, karena jika diakumulasi jumlah akhir keduanya akan sama. “Pembayaran SKS yang harus ditempuh dalam satu kurikulum yaitu mulai semester 1-8 total dikalikan Rp. 50.000 dan kemudian dibagi dalam delapan semester. Sehingga meskipun mengambil dua puluh SKS atau dua puluh empat SKS sama saja, jadi total tiap mahasiswa akan sama,” tutur Dr. Endi Sarwoko, SE., MM selaku Wakil Rektor (WR) II, Jumat (21/03).

Tujuan utama dilakukan pergantian sistem pembayaran ini yaitu untuk mempermudah mahasiswa dalam proses registrasi dan tetap fokus pada pemrograman mata kuliah yang akan diambil. Pada sistem pembayaran lama, setiap pergantian semester mahasiswa harus menghitung dan mengira-ngira terlebih dahulu jumlah pembayaran yang akan dibayar, menghitung biaya dari SKS yang akan diambil dan tunggakan bagi yang memiliki. Hal tersebut dianggap WR II terlalu rumit dan kurang efektif.

“Kalau dahulu mahasiswa harus menghitung biaya SKS nya berapa dan tunggakannya dulu kurang apa, jadinya pusing. Padahal mahasiswa seharusnya registrasi fokus pada pemograman mata kuliah. Namun sekarang dalam sistem paketan, mahasiswa tahunya persemester membayar sekian. Jika memiliki tunggakan, tahunya memiliki tunggakan sekian tanpa bingung mengingat tunggakan berupa apa. Setiap mahasiswa akan sama, bedanya hanya pada penambahan tunggakan bagi yang memiliki,” imbuh pria klahiran Lumajang ini.

Sistem pembayaran tersebut akan diberlakukan pada angkatan baru periode 2014/2015. Sedangkan angkatan lama akan tetap berlaku pada sistem pembayaran lama yaitu penghitungan biaya perkomponen. (Uly^HMJF)

 

About the Author: hmjfunikama

HMJF merupakan salah satu UKM yang ada di Universitas Kanjuruhan Malang. Berdiri sejak 10 Juni 1989. HMJF berkecimpung dibidang Fotografi dan Jurnalistik. Sebuah tempat untuk membentuk karkater, kepribadian dan pengembangan bakat, minat, serta kreativitas.

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *