Ciam Si Sebagai Sumber Ramalan – Alief “Ceritoku”

Ciam Si Sebagai Sumber Ramalan

Pasarehan gunung Kawi yang berada tepat di desa Wonosari kabupaten Malang selalu dikunjungi para wisatawan setiap hari. Tempat yang didirikkan pada tahun 1871 ini sering dijadikan tempat wisata religi. Pengunjung yang kesini biasa menyempatkan waktu untuk mendatangi Ciamsi yang dipercaya sebagai tempat ramalan (13/10)

Foto By Alif/HMJF

“Ciam Si yang biasa disebut dengan ramalan nasib ini didirikan oleh Kyai Tamyam dan merupakan orang pertama yang berkunjung ke gunung Kawi,” ujar Sukiranto (72) Karyawan Pesarehan. Di Ciamsi masyarakat dapat menanyakan ramalan tentang berbagai hal seperti petunjuk tentang rezeki, jodoh, usaha, dan lain-lain. Tempat ini dibuka untuk umum, tidak membeda-bedakan agama, suku, dan ras.  Disini juga dijaga oleh empat orang penjaga yang nantinya bergantian sesuai jadwal masing-masing. “Tempat ini dibuka setiap hari hanya saja ramai pada hari tertentu saja seperti hari jum’at legi dah Hari Raya,” ujar Solihin (49) salah satu penjaga Ciamsi.

Solihin (49) penjaga Ciam Si juga menjelaskan bahwa ramalan dilakukan dengan cara berdoa menurut keyakinan masing-masing kemudian  mengocok satu biting (lidi) hingga keluar satu lidi yang berisikan angka. Setelah itu lidi tersebut akan ditukar dengan kertas yang berisi angka dan syair sesuai dengan angka yang tertera pada lidi. Angka pada kertas tersebut akan dicocokan pada buku panduan yang berisi ramalan. Pengunjung juga boleh meminta penjelasan dari juru kunci tentang syair yang terdapat dalam buku itu.

Ramalan di Ciamsi ini dipercaya bisa berlaku selama enam bulan untuk satu orang. Pengunjung yang datang ke Ciamsi tidak lupa menyiramkan minyak goreng pada wadah, agar penerangan tetap hidup. Setiap orang yang datang kesini  juga tidak dikenakan tarif untuk masuk. Mereka hanya memberikan uang sukarela secara sukarela. Banyak orang yang mempercayai Ciamsi sebagai pusat ramalan. “Saya percaya tentang ramalan Ciamsi ini karena saya telah membuktikan ramalan dan kejadian memang benar terjadi,” ujar Sukiranto (72) selaku karyawan pesarehan.

Susiati (59) sebagai pedagang makanan mengatakan bahwa selain menjadi tempat wisata religi, Ciamsi juga membawa keuntungan bagi para penduduk sekitar. Masyarakat setempat memanfaatkannya sebagai sumber penghasilan dengan berjualan berbagai macam souvenir, bunga, dan makanan. Ibu satu orang anak ini juga berharap semoga Ciamsi di pesarehan selalu padat dikunjungi oleh para wisatawan. (Alief_HMJF)

About the Author: hmjfunikama

HMJF merupakan salah satu UKM yang ada di Universitas Kanjuruhan Malang. Berdiri sejak 10 Juni 1989. HMJF berkecimpung dibidang Fotografi dan Jurnalistik. Sebuah tempat untuk membentuk karkater, kepribadian dan pengembangan bakat, minat, serta kreativitas.

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *