KARYA JURNALISTIK HUNTING BESAR 2015 “HIKAYAT TANAH GARAM”

MEJA KRISTALISASI PARA MANTHONG

Panas terik musim kemarau memacu semangat petani garam di Pengarengan, Madura untuk menggarap lahan-lahan tambak mereka. Manthong begitu sapaan akrab untuk petani madura mengawali kegiatannya pada musim garam kali ini. Bagi sebagian besar masyarakat Pengarengan, garam merupakan mata pencaharian terbesarnya. Bukan perkara mudah untuk membuat garam. Kandungan setiap unsur dalam garam haruslah diformulasikan sedemikian rupa agar memperoleh garam dengan kualitas yang baik. Unsur-unsur yang terkandung tersebut adalah Sodium dan Natrium. Kedua unsur ini sangat berguna untuk tubuh. Sodium diperlukan untuk mengatur keseimbangan cairan di dalam tubuh, selain itu juga bertugas dalam transmisi saraf dan kerja otot. Sedangkan natrium dibutuhkan tubuh dalam proses pertukaran zat makanan. Untuk masyarakat Pengarengan sendiri pembuatan garam tidaklah sesulit yang dibayangkan orang-orang.
Bulan April menjadi permulaan yang bagus untuk memulai aktivitas peminihan. Lahan tambak atau yang biasa disebut meja kristalisasi mulai dikerjakan. Meja kristalisasi ini harus dipastikan dalam keadaan yang benar-benar kering sebelum digunakan. Pekerjaan yang tidak kalah pentingnya yaitu membuka semua pintu air pembuangan. Pintu air pembuangan ini haruslah mengarah ke sungai atau tempat penampungan. lahan akan dibiarkan selama tiga hari untuk mendapatkan keadaan kering yang ditandai dengan tanah retak.
Saluran air kembali diperiksa untuk memastikan tidak ada kerusakan sebelum proses selanjutnya berlangsung. Pompa-pompa air juga akan dipasang peil Schale untuk mengukur ketebalan air di tempat peminihan. Proses selanjutnya disebut dengan Water Opzet dimana air mulai dialirkan ke lahan penggaraman. Air laut ini sebelumnya ditampung dalam waduk yang disebut Bouzem. Dari Bouzem akan dialirkan ke lahan penggaraman dengan pompa air. Butuh waktu 15-20 hari pemompaan agar mencapai ketebalan air sesuai standar.
Air yang sudah berada di lahan penggaraman inilah yang selanjutnya disebut air tua. Air tua ini akan diolah agar menjadi air muda yang dapat dikristalkan. Pengolahan air tua ini perlu memperhatikan tiga hal, yaitu volume, konsentrasi air, serta waktu yang tepat. Dalam hal ini volume air haruslah pada keadaan standar dan selalu konstan. Hal ini akan berkaitan dengan waktu yang tepat saat dilakukan supply air. Volume air perlu dijaga agar konsentrasi pada air garam tetap stabil sesuai standar.
Lahan penggaraman atau meja kristalisasi yang sudah berisi air tua sesuai standar harus didiamkan selama 2-3 hari. Air tua ini akan dibersihkan dari segala jenis kotoran yang disebut proses kesap. Tidak berhenti di proses kesap I, tanah pada permukaan meja kristalisasi akan dipadatkan dengan alat yang disebut guluk I. Setelah proses kesap I dan guluk I lahan penggaraman akan dijemur selama 2-3 hari. Setelah dijemur lahan akan dipadatkan lagi dengan lintasan arah memanjang dan melebar. Air akan kembali diisi diatas lapisan pertama dan disesuaikan ketebalannya. Air ini juga akan dilakukan proses kesap dan guluk yang selanjutnya akan dijemur lagi. Proses ini akan diulangi sekali lagi agar memperoleh lapisan yang sesuai.
Meja kristalisasi ini haruslah dipelihara agar terbentuk kristal-kristal garam yang memiliki kualitas bagus. Air tua akan ditambahkan dengan konsentrasi 25 Be (Baumemeter) yang berkurang akibat penguapan. Keadaan ini akan dibiarkan hingga konsentrasi air mencapai 26-28,5 Be. Apabila konsentrasi air melebihi batas maka segera dibuang ke saluran pipa pembuangan. Lapisan air yang sudah sesuai konsentrasinya akan dibiarkan mengendap selama tiga puluh hari. Setelah umur meja lebih kurang tiga puluh hari akan dilakukan aflak atau perataan permukaan garam. Permukaan garam yang sudah rata akan dibiarkan lagi selama tiga hari. Air laut yang sudah mengkristal ini siap diangkut dan dikirim ke berbagai kota di Indonesia. (siwi_hmjf)

About the Author: hmjfunikama

HMJF merupakan salah satu UKM yang ada di Universitas Kanjuruhan Malang. Berdiri sejak 10 Juni 1989. HMJF berkecimpung dibidang Fotografi dan Jurnalistik. Sebuah tempat untuk membentuk karkater, kepribadian dan pengembangan bakat, minat, serta kreativitas.

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *